Dae-woong berlari untuk memberikan jaminan pada Hye-in kalau Mi-ho
bukan pacarnya. Byung-soo memandangi Dae-woong dengan tatapan khawatir
dan para wanita yang ada disana terlihat tidak nyaman dengan situasi
yang kaku ini.

Hye-in dengan tajam berkata kalau dia tidak punya hak untuk kesal
pada Dae-woong karena mempunyai pacar baru dan diapun pergi. Dae-woong
terpukul dan mengejar Hye-in untuk memberikan penjelasan. Dia mengatakan
fakta setengah benar untuk membuat Hye-in tenang.

Cerita Dae-woong: dia pergi ke desa untuk membebaskan diri dari
kebosanan dan Mi-ho yang menjaganya selama dia disana. Karena Mi-ho
punya nenek yang keras jadi dia mengikuti Dae-woong ke Seoul. Hal ini
sama sekali tidak disadari Dae-woong sampai dia ada disini. Dae-woong
merasa kasihan pada Mi-ho karena dia tidak kenal siapa2 di Seoul.
Tambahan, Mi-ho sudah menolongnya waktu dia ada di desa.
Hy-in mendesah karena ternyata Mi-ho memanfaatkan Dae-woong untuk
kepentingan pribadinya. Tapi setidaknya, hal ini mambuat Dae-woong lega
karena Hye-in tidak berpikir negative tentang hubungannya dengan Mi-ho.

Sementara itu, Byung-soo merasa sangat kecewa pada perlakukan
Dae-woong terhadap pacarnya di depan Hye-in. Mi-ho, yang berasal dari
masa lampau, tidak langsung mengerti apa artinya ‘pacar’ tapi dia
menebak kalau ‘pacar’ artinya ‘orang yang diinginkan agar menjadi
pasangan’ dan dari reaksi Dae-woong, Mi-ho sadar kalau pemuda itu tidak
ingin menjadikan dirinya pasangannya. Lalu, Mi-ho bergumam kalau dia
juga tidak mau menjadikan Dae-woong pacarnya.
Byung-soo memaksa Mi-ho untuk melakukan sesuatu dan tidak membiarkan
Dae-woong mengejar Hye-in, yang semua orang tahu disukai Dae-woong. Pada
pernyataan itu, Mi-ho berteriak dengan kaget, “Tidak! Dia tidak bisa
melakukan itu!” Mi-ho lalu bergegas untuk bertindak. Byung-soo mendoakan
Mi-ho agar dia beruntung.